Jumat, 04 Mei 2012

Reading without Writing is VAIN and Writing without Reading is PLAIN



Saya sadar sekali saya sekarang jarang nulis. Sudah berbulan-bulan tidak menghasilkan tulisan. Hiks… Ada beberapa faktor mungkin yang menyebabkan saya jarang nulis. Pertama, karena sudah tidak terikat lembaga kepenulisan (Media). Jaman dulu masih di Lab Jurnalistik (LJ), masih ada tuntutan buat nulis, deadline ini-deadline itu.. huhu, merindukan masa-masa di LJ. Dek Linda.. dek Dwi.. dek Adit.. gimana kabarnya Lj sekarang??===> Faktor kedua, mungkin karena tugas kuliah yang tak pernah lelah mengikuti. Semester ini rasanya tugasnya ndak selesai-selesai. Ketika waktu itu sudah lega menyelesaikan tugas ADK (Analisis Data Kategorik) yang tidak selesai dalam satu hari, ehh.. ternyata ada tugas KOM Multimedia yang belum dikerjakan,(padahal upload tugas paling lambat hari itu). Haiyaaa… ===> Faktor ketiga, adalah karena dari pribadi diri saya sendiri. Tidak punya semangat dan greget untuk menulis. Padahal dalam target semester ini, ada point dimana saya harus mulai mengirimkan tulisan ke mass media (--.). Then, mumpung belum terlambat… saya harus memulainya kembali.
Inti dari tulisan ini, mari kita sempatkan menulis walaupun itu cuma sedikit. Sesibuk apapun kita-sebanyak apapun tugas kuliah yang menumpuk-asal ada niat buat menulis, pasti jadi tulisan (entah hasilnya amburadul gak jelas, yg penting nulis.. hehe). Dan.. saya teringat sms dari akh Ayip, sebagai kader Media=> “Jika saya tidak menulis maka saya membaca”. Tanpa membaca kita tidak akan menghasilkan tulisan yang berbobot (iya to?). J So, Reading without Writing is SIA-SIA and Writing without Reading is PLAIN.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar