Rabu, 25 Desember 2013

Data Stationer dan Non Stasioner dalam Time Series

Menurut Makridakis, dkk(1999: 351) stasioneritas mempunyai makna bahwa tidak terdapat pertumbuhan atau penurunan  pada data. Artinya, fluktuasi data berada di sekitar suatu nilai rata-rata yang konstan, tidak tergantung pada waktu dan varians dari fluktuasi tersebut.
Bentuk visualisasi dari suatu plot data  time series sering kali cukup untuk mengetahui bahwa data tersebut stasioner atau non-stasioner. Plot ACF dan PACF juga mendukung untuk digunakan dalam pemeriksaan ketidakstasioneran dari suatu data. Plot ACF yang cenderung lambat atau turun secara linear mengindikasikan data belum stasioner dalam rata-rata. Menurut Makridakis dkk (1999:351) nilai-nilai dari autokorelasi data stasioner akan turun sampai nol sesudah lag kedua atau ketiga, sedangkan untuk data yang non-stasioner, nilai-nilai autokorelasi berbeda signifikan dari nol untuk beberapa periode waktu.
Pengujian kestasioneran data sangat diperlukan pada metode data time series. Peramalan dapat dilakukan apabila kondisi data sudah stasioner. Data yang tidak stasioner mempunyai 3 kondisi, yaitu tidak stasioner dalam variansi, tidak stasioner dalam rata-rata, ataupun tidak stasioner keduanya.
Pada data yang tidak stasioner dalam variansi dapat dilakukan transformasi untuk membuat data tersebut stasioner. Data yang tidak stasioner dalam rata-rata perlu dilakukan pembedaan (differencing) untuk menstasionerkannya. Data yang tidak stasioner keduanya, dilakukan transformasi dan pembedaan (differencing) untuk membuatnya stasioner.