Hari
ini, senin 17Juli 2013 saya mendapatkan sms dari seorang kawan di KAMMI. Bunyi
sms nya kurang lebih seperti ini “ Rencana kenaikan BBM membuktikan SBY membela
kapitalisme, mendzolimi rakyat. KAMMI harus bertindak dan berperan dalam
kontribusi membela rakyat. Mengundang antum dalam AKSI MENOLAK KENAIKAN BBM,
Senin 17 Juli start at Parkir Abu Bakar Ali – Kantor Gubernur DIY. Dress: putih
… ”. Itu sms saya dapatkan tadi pagi.
Karena
kebetulan hari ini saya masih dirumah, sehingga belum bisa ikut berjuang
bersama kawan-kawan yang saya cintai karena Allah itu. (Ceileeh,, berjuang).
Pembaca mungkin ada yang tidak suka dengan cara KAMMI ini khususnya
menyelesaikan suatu masalah dengan mengadakan aksi. Mungkin ada yang
beranggapan seperti ini:
“Ngapaiin
ni bocah,,, teriak-teriak di pinggir jalan. Panas-panas, nyesekin jalan bikin
macet aja. Kayak gak ada cara lain yang lebih terpelajar aja.”
Dulu,
setiap kali saya mendengar komentar orang lain yang mengejek mahasiswa
melakukan aksi, timbul nyeri di hati atau bahasa halusnya agak sakit hati
gituu. Orang tua juga sempat melarang-larang saya ikut kegiatan macam itu.
“Ndak
usah ikut mbak, suka rusuh gitu. Apa sih yang didapat dari aksi-aksi kayak
gitu. Sia-sia”.
Tapi itu dulu, saat orang tua saya belum tahu
urgensi dari suatu aksi apa. Saat saya belum paham bahwa temen-temen yang
berpendapat negatif tentang aksi itu belum tahu kenapa harus ada aksi. Then,
kalo sekarang denger komentar-komentar sejenis, saya sih senyum aja J. Every person has their different point of
view… yang penting saling menghormati pendapat aja.
Aksi
yang sudah biasa dilakukan terutama oleh anak-anak KAMMI biasanya berupa aksi
damai. Jadi aksinya dilakukan dengan damai-damai aja, sangat kecil peluang
untuk timbulnya kerusuhan. Kawan-kawan yang saya ketahui “rajin” aksi, saya
mengenalnya sebagai pribadi-pribadi yang luar biasa. Kami percaya bahwa ini
adalah salah satu dari banyak jalan untuk membela rakyat, menyuarakan apa yang
diinginkan rakyat. Hal ini sah-sah saja, kami anggap sebagai suatu hal yang
tidak salah (baca: benar). Jika dikembalikan ke prinsip yang saya pegang,
melakukan segala sesuatunya boleh-boleh saja asalkan itu benar (baca: tidak
berdosa). Then, sekarang sih enjoy saja saat ada info ngajak kumpul buat ikut
aksi. (Haha… itu sih kalo gak mangkir.)
Saya
jadi teringat aksi yang saya lakoni pertama kali. Kala itu, saya masih SMA
kelas sebelas di SMA N 2 wonogiri. Kebetulan sudah ikut rohis walaupun cuma sebagai
anak bawang. Dwi, Erni, Yendi, Dian, Fifin, Heni, Ayuk dkk… teman-teman yang
sudah membantu saya bagaimana menggunakan jilbab dengan benar. Syukron ukhti J.
Aksi
yang akan dilakukan adalah aksi ANTI CORAT-CORET karena waktu itu bebarengan
dengan kelulusan kakak kelas. Pertimbangannya adalah daripada baju
dicoret-coret ora genah mending itu baju disumbangkan. FAROHIS Wonogiri yang
merupakan induknya rohis-rohis se-Wonogiri bersedia menampung seragam-seragam
sekolah yang nantinya akan disumbangkan.
Waktu
itu saya ikut aksi agak terpaksa, diajakin terus sama Dwi, temen sekelas saya
dan nggak enak sama Fifin selaku koordinator akhwatnya Farohis yang notabene
adalah teman dekat saya sejak kecil sekaligus sobat abadi saya(Haha.. sory
dwi.. pipin J). Pas aksi
berlangsung pun, saat di perjalanan menuju depan kantor DPR saya sembunyi di
tengah-tengah barisan. Biar gak kelihatan orang-orang. Alasannya sih klasik,
kalau nanti kepoto wartawan, trus masuk koran, trus ketahuan ortu bisa WOW. Kan
paginya nggak ijin mau ikutan aksi (ngeles!!!).
Saat
udah didepan kantor DPR, saat teman-teman pada teriak saya cuma dieeeem aja.
Malu ceritanya. Hmm.. kalo
diingat-ingat, jadi malu sendiri. Malu sama adek-adek dari SMPIT yang berdiri
tegak dengan pe-de nya. Ini yang udah SMA kok malah undlap-undlup gak pede. Astaghfirullah.
Hikmahnya sih, daripada ndak ikhlas mendingan nggak usah :D.
Haha…
Tapi itu sih dulu. Waktu belum pernah mendapatkan materi tentang urgensi aksi.
Setelah mengikuti DM nya kammi, waktu jadi maba (ini pun ikutnya juga karena
dipaksa mb siti,, mz zuhdan), dan menjalani debat-debat cerdas dengan pemateri
dan teman peserta DM, akhirnya cliiing… bersinaar. (apa deeh,,, lebay!).
akhirnya terbuka hati dan pikiran. Ehehe. Buat teman-teman yang masih kasih
komentar negatif tentang aksi, silahkan dipahami lebih dahulu apa aksi itu
sebenarnya. Sekali-kali bolehlah ikutan merasakan ke lapangan, ikutan aksi.
Laah,, wong belum pernah ikut aksi kok komen kemana-mana, aksi jelek, aksi
bikin rusuh (kebanyakan saya tahu dari komentar-komentar ini dari dunia maya).
Pendapat kita akan lebih berkualitas ketika kita berpelaku sebagai orang
pertama dan orang ketiga, dari luar dan dari dalam. Insyaallah.
Yosh!
Afwan jika menyinggung. Maaf apabila ada salah kata. Jika anda belum
sependapat, forum ini bisa digunakan sebagai diskusi. Mungkin saya salah anda
bisa membenarkan. Wallahua’lam bish showab.
@sidoharjo wonogiri, 7:33 pm
Note: nanti deh kapan-kapan saya cari catetan saya,
semoga masih ada urgensi aksi nya. Soalnya dulu, waktu DM seru bangeet. Apa-apa
saya catet. Kalau mengandalkan ingatan saya, nggak valid e. nanti mbok malah
ngawur.
#Sebenarnya ini tulisan sudah lama, baru bisa diposting sekarang, ehehe