Senin, 14 November 2011

JEMBATAN KONIGSBERG


Nila Widhianti
09305141014
JEMBATAN KONIGSBERG



1. Pendahuluan
Konigsberg, sebuah kota di bagian utara Jerman, memiliki  sebuah  kisah  terkenal  yang memberikan  pengaruh  besar  pada  kehidupan seorang  bernama  Euler  dan  sejarah perkembangan teori Graf.

Teka-Teki Jembatan Konigsberg
Sungai  Pregel  yang  melalui  Konigsberg membagi  wilayah  daratan  pada  kota  tersebut menjadi  empat  bagian.  Tujuh  buah  jembatan  dibangun  di  atas  sungai  tersebut  pada  bagian yang  memungkinkan  untuk  bepergian  antar keempat  wilayah  tersebut.  Pada  abad  ke-17, warga Konigsberg gemar berjalan di tepi sungai, hingga  akhirnya  beberapa  dari  mereka memikirkan  apakah mungkin  untuk  berjalan  di Konigsberg  dan melalui  setiap  jembatan  hanya sekali. Teka-teki tersebut menarik  perhatian Euler,  yang  diyakini ketika itu berada di St. Petersburg.   Ia kemudian meneliti  bahwa  kasus  tersebut  dapat direpsersentasikan dalam sebuah diagram seperti pada Gambar 2.1.


Pembahasan

Pada  tahun  1736,  seorang  pakar matematika ternama,  Leonard  Euler, menulis  sebuah  artikel yang membahas tidak hanya solusi atas teka-teki Konigsberg  semata, akan  tetapi  juga  delengkapi dengan  metode  umum  untuk  persoalan  serupa lainnya dalam artikel yang  berjudul  asli  "Solutio  Problematis  Ad Goemetriam  Situs  Pertinetis". Selanjutnya  akan didefinisikan  terminologi  langkah  dari pembuktian  Euler.  Dalam  pembuktiannya, Euler menggunakan simpul, sisi dan sirkuit.
Setelah  diketahui  definisi  lintasan, lintasan  tidak  sederhana,  sirkuit  dan  lintasan tertutup,  akan  ditelaah  dua  teori  Euler dengan  pembuktiannya  mengunakan  sejumlah prinsip  paling  mendasar  dalam  teorema  graf yang  diperkenalkan  oleh  Euler  sendiri.  Seperti yang  Euler  jelaskan  sebelumnya,  teka-teki jembatan  Konigsberg  dapat  direpresentasikan dalam  bentuk  diagram  [gambar  2.1].  Euler membuat  sebuah  titik  untuk  setiap  wilayah daratan,  kemudian  menambahkan  garis  antara setiap  titik  tersebut  sebagai  pengganti  jembatan yang menghubungkan mereka.
Dengan demikian, dengan melihat graf  tersebut, kita dapat memulai dari titik a kemudian ke b, d, c,  b, a,  b,  akan  tetapi  tidak  terdapat  cara  untuk kembali  ke  simpul a, karena  d memiliki derajat sisi  genap  (jumlah  sisi  yang  menghubungkan simpul). Dengan demikian,  jelaslah bahwa  teka-teki  Konigsberg  adalah  mustahil,  dan  hal  ini membuat  Euler  mempresentasikan  teori  Graf Euler hasil pemikirannya. Metode  ini  juga dapat digunakan untuk Graf Terhubung Langsung.
Euler  gagal  menunjukkan  bahwa  jika  setiap simpul  dari  graf  terhubung G  bernilai  bilangan genap,  maka  G  bersifat  Eulerian .  Hingga akhirnya  pada  tahun  1873,  Carl  Hierholzer  berhasil melengkapi  pembuktian Euler  tersebut. Teorema  dan  pembuktian  Holzier  yang menampilkan  sebuah  cara  yang  brilian  untuk menunjukkan  kenapa  dan  bagaimana  teorema tersebut berlaku adalah sebagai berikut :
Teorema 1: Sebuah  graf  terhubung  tidak  sederhana  G bersifat  Eulerian  jika  dan  hanya  jika  setiap simpul memiliki derajat bernilai genap.Bukti Pertama-tama  mari  kita  anggap  bahwa  G bersifat Eulerian. Kemudian G mengandung sebuah  sirkuit  Euler  C.  Anggap  C  dimulai pada  simpul  u  (dan,  dengan  demikian, berakhir  di  u).  Akan  dibuktikan  bahwa setiap  simpul  G  memiliki  derajat  bernilai genap. Sebut v sebuah simpul lain pada graf G, karena C  tidak dimulai maupun berakhir pada  v, maka  setiap  kali  u  ditemukan  pada C, akan ada dua buah sisi yang terlibat (satu untuk memasuki v dan satu yang  lain untuk meninggalkan  v).  Dengan  demikian,  dapat kita  simpulkan  bahwa  v  memiliki  derajat bernilai  genap.  Karena  C  dimulai  dan berakhir  pada  u, maka  terdapat  sebuah  sisi yang  berawal  dari  u  dan  sebuah  sisi  lagi yang    berakhir  pada  u.  Jika  kemudian  u muncul kembali, maka akan bertambah dua buah sisi, sehingga u juga berderajat genap.Sebaliknya,  anggap  bahwa  G  merupakan sebuah  graf  terhubung  tidak  sederhana dengan  setiap  simpulnya  memiliki  derajat bernilai  genap.Akan  ditunjukkan bahwa  G mengandung  sebuah  sirkuit  Euler.Darisemua    di  G,  pandang  T  sebagai  yang terpanjang. Anggap T sebagai sebuah  u – v. Maka, setiap kali kita menemui T, kita akan menemui  dua  sisi  G,  yang  pertama  untuk memasuki  v  dan  yang  kedua  untuk meninggalkan  v. Karena T  berakhir  pada  v dan  jumlah  sisi  v  yang  bernilai  ganjil  telah diperhitungkan. Akan tetapi, jika v memiliki derajat bernilai genap, maka akan ada paling sedikit  sebuah  sisi  di v,  sebut  sebagai  vw, yang  tidak  muncul  di  T.  Kana  tetapi kemudian  T  dapat  diperpanjang  hingga  w, bertentangan  dengan  asumsi  bahwa  T memiliki panjang yang maksimum.
Karena T merupakan sebuah  u-u, dengan C =  T  adalah  sebuah  sirkuit.  Maka  jika  C mengandung  semua  sisi  G, maka  C  adalah sebuah  sirkuit  Euler  dan  pembuktian  ini selesai.Kemudian  jika C  tidak mengandung  semua sisi  dari G, maka  akan ada  sejumlah  sisi G yang  tidak  terdapat  pada  C.  Karena  G terhubung, maka  sejumlah  sisi e =  xy  tidak pada  C  adalah  sebuah  kebetulan  dengan simpul  x  pada  C.  Ambil  H  =  G  –  E(C), sehingga H merupakan subgraf dari G yang diperoleh  dengan  menghilangkan  sisi  C. Setiap  simpul  C muncul  ketika  jumlah  sisi pada C bernilai genap.Karena  setiap  simpul di  G  juga  memiliki  derajat  genap,  maka begitu  pula  dengan  H,  dengan  catatan  H mungkin  saja  tidak  terhubung. Dengan kata lain,  H  paling  sedikit  memiliki  satu komponen  tidak  sederhana,  sebut  sebagai H1,  yang  dimulai  dari  x.  Seperti  yang  baru saja kita  lihat,    tersebut harus  berakhir di x dan  merupakan  sebuah  sirkuit  x  –  x  di  C' pada H1.Jika  kita  ingin  memasukkan  C'  ke  dalam sirkuit  C,  maka  ketika  kita  tiba  di  x,  kita menemukan  sebuah  sirkuit  C''  pada  G dengan  panjang  melebihi  C,  yang  dalam kasus kali ini merupakan sebuah kontradiksi. Hal  ini menunjukkan bahwa C engandung setiap  sisi  dari  G  dan  merupakan  sebuah sirkuit Euler.
Teorema 2 Sebuah  graf  terhubung  G  mengandung lintasanEuler  jika  dan  hanya  jika  tepat  dua simpul pada G memiliki derajat ganjil. Sehingga, setiap lintasan Euler pada G dimulai di salah satu dari kedua  simpul  berderajat  ganjil  tersebut  dan berakhir pada simpul yang satunya. Bukti Pertama-tama anggap bahwa G mengandung sebuah  lintasan  Euler  T.  Sehingga  T merupakan  sebuah  lintasan  u  –  v  untuk sepasang simpul u dan v tertentu. Kemudian kita  membentuk  sebuah  graf  terhubung  H dari  graf  G  dengan  menambahkan  sebuah simpul baru berderajat dua pada graf G dan menggabungkannya dengan simpul u dan v. Dengan  demikian,  C:  T,x,u  adalah  sebuah sirkuit  euler  di H.  Berdasarkan Teorema  1, setiap simpul H berderajat genap dan hanya u dan v yang memiliki derajat ganjil di G = H – x.Sebagai  kebalikannya,  kita  lakukan  dengan kasus  serupa.  Anggap  G  sebuah  graf terhubung  yang  mengandung  tepat  dua simpul u  dan  v  yan  berderajat  ganjil. Akan ditunjukkancbahwa  G  mengandung  sebuah lintasan Euler T, di mana T adalah lintasan u –  v  atau  v  –  u.  Tambahkan  sebuah  simpul baru  x  berderajat  dua  ke G  dan  gabungkan dengan  u  dan  v,  sehingga  menghasilkan sebuah graf H. Dengan demikian, H adalah sebuah  graf  terhubung  dengan  semua simpulnya  berderajat  genap.  Berdasarkan teorema  1, H merupakan  sebuah  graf Euler yang  mengandung  sirkuit  Euler  C.  Karena simpul  manapun  yang  menjadi  awal  dan akhir  sirkuit  tidak  menjadi  masalah,  maka kita  asumsika  bahwa  salah  satu  sisi  sebagai awal sirkuit C dan satu sisi yang lain sebagai akhirnya.  Menghapus  x  dari  C  akan menghasilkan  sebuah  lintasan Euler T  pada G  yang  dimulai  dari  salah  satu  di  antara  u dan v dan berakhir di satu yang lainnya. Tidak  ada  teori  lain  selain  yang  dikemukakan oleh  Euler  yang  telah  memberikan  kontribusi luar  biasa  di  bidang  Teorema  Graf. 




                                                    

Kesimpulan
Teka-Teki  Jembatan  Konigsberg  telah memberikan dampak dalam perkembangan Ilmu Matematika .  Teka-teki  tersebut  telah membuka  jalan  bagi  terciptanya  teorema  baru yang disebut teorema graf. aplikasi teorema graf sangat beragam di bidang  ilmu pengetahuan dan teknologi. Solusi  permasalahan  pada  Teka-Teki  Tujuh Jembatan  Konigsberg  dapat  diperoleh  dengan menganalogikan setiap jembatan sebagai sisi dan setiap daratan sebagai simpul pada graf, sehingga terbentuk  sebuah  graf  lengkap.  Dan  dengan memperhitungkan derajat dari setiap simpul yang terdapat dalam graf, menggunakan metode yang diungkapkan dalam pembuktian di atas, kita akan dapat  mengetahui  apakah  graf  tersebut merupakan  suatu  lintasan  di  mana  setiap  sisi dilalui hanya satu kali saja.Fakta  bahwa  teorema  graf  lahir  ketika  Euler menyelesaikan  masalah  berdasarkan  Teka-Teki Jembatan  Konigsberg  menyatakan  hubungan tersediri  antara  jaringan  spasial  (seperti  jalur transportasi)  dengan  graf. 
Dengan kelahiran  teorema  graf,  banyak  teorema  lain dikembangkan,  dan  terdapat  sejumlah  besar aplikasi penggunaan  teorema graf. Salah satunya adalah  Teka-Teki  Tukang  Pos  Cina  yang terkenal, di mana dengan berbagai variasi, dapat digunakan di aplikasi  lain. Salah satu contohnya adalah  metode  pengumpulan  sampah  dan pembersihan  jalan, pembersihan salju, pelukisan garis pada ruas jalan, sistem patroli mobil polisi, metode  pengambilan  sensus  dan  pengaturan sistem jaringan komputer.












Daftar Pustaka



I. Chartrand, Gary (2005), Introduction to Graph Theory, pp, 133-138.
II. Gross, Jonathan (1999), Graph Theory and Its Applications, pp, 208-119.
III. Hartsfield, Nora (1990), Pearls in Graph Theory A comprehensive introduction, pp, 49-55.
IV. Harary, Frank, (1972), Graph Theory, pp, 64-65, 204.
V. Wilson J. Robin, (1976), Graph Theory  1936-1936, pp, 2-20.
VI. Guan, Meigu, (1962), Graphic programming usind      odd and  even points, Chinese Math, pp, 273- 274.
VII. Edmonds, J. and Johnson, E. (1973), Matching  Euler tours and the Chinese postman, Math.  Programming 5, pp, 88-124.
VIII. Hierholzer, C. (1873), Uber die Moglicheit, einen  Linienzug ohne  Wiederholung und ohne   Unterfrechnung zu umfahren. Math. Ann. 6, pp, 30- 32.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar