Rabu, 29 Juni 2011

♥ Aliran Kimiawi Cinta ♥

Postingan ini akan hanya mencoba menjelaskan secara definitif dan sederhana tentang aliran kimiawi cinta. Sebelum turun ke hati, aliran cinta akan transit dulu di otak untuk melewati proses-proses kimiawi. Dan proses transit ini memerlukan beberapa tahapan sehingga aliran kimiawi cinta tidak sesederhana dan secepat peribahasa ‘dari mata turun ke hati’. (he...he...)Tahap 1: TerkesanPada tahap ini, terjadi kontak antara dua orang melalui alat indera (mata) baik melalui tatapan, berdekatan, berbicara atau yang lainnya.Tahap 2: KetertarikanPada tahap ini otak akan terangsang untuk menghasilkan tiga senyawa cinta, yaitu: Phenyletilamine (PEA), Dopamine dan Nenopinephrine.Phenyletilamine (PEA) atau 2-feniletilaminaSenyawa ini mempunyai Mr =121,18; titik didih sebesar 197-200oC ; berat jenis = 0,965 ; titik Fahrenheit = 195oF (90oC) dan memiliki bidang polarisasi ND 200 = 1,5335DopamineStruktur Dopamine ada dua, yaitu:Dopamine (3-hidroksitiraminihidrogenbromida atau 3,4-dihidroksiphenentilamin)Mempunyai Mr = 234,10 dan titik lebur 218-220ooCDopamine (3-hidroksitiraminhidrogenklorida atau 3,4-dihidroksiphenetilamin)Mempunyai Mr = 189,64 dan titik lebur 241 – 243oCDari ketiga senyawa tersebut, senyawa PEA-lah yang paling berperan dalam proses kimiawi cinta. Senyawa ini juga yang mengakibatkan kamu merasa tersipu-sipu, malu ketika berpandangan dengan orang kamu sukai. Dan ternyata senyawa PEA ini banyak terkandung dalam coklat seperti Silver Queen, Waver Tango, Conello, Es Krim, Choki-Choki, dan lain-lain. Mungkin inilah sebabnya orang-orang dulu bahkan juga sekarang suka memberi coklat pada seseorang yang dicintainya.Tahap 3: PengikatanPada tahap ini tubuh akan memproduksi senyawa Endropin. Senyawa inilah yang akan menimbulkan perasaan aman, damai, dan tentram. Otak akan memproduksi senyawa ini apabila orang yang kita kasihi berada di dekat kita.Tahap 4: Persekutuan Kimia (Tahap Terakhir)Pada tahap ini senyawa Oxyrocin yang dihasilkan oleh otak kecil mempunyai peranan dalam hal membuat rasa cinta itu menjadi lebih rukun dan mesra antara keduanya.Jika orang sudah jatuh cinta kepada lain jenis, maka ada tanda-tanda yang dapat kita lihat antara lain:Malu-malu jika orang yang dicintai memandanginya.Tunduk kepada perintah orang yang dicintai dan mendahulukannya daripada kepentingan diri sendiri.Memperhatikan perkataan orang yang dicintai dan mendengarkannya.Segera menghampiri yang dicintai.Mencintai apapun yang dicintai sang kekasih.Jalan yang dilalui terasa pendek sekalipun panjang saat mengunjungi orang yang dicintai.Kaget dan gemetar tatkala berhadapan dengan orang yang dicintai atau tatkala mendengar namanya disebut.Cemburu kepada orang yang dicintai.Rela berkorban untuk orang yang dicintai.Menyenangi apapun yang menyenangkan orang yang dicintai.Tunduk dan patuh kepada orang yang dicintai.Menghindari hal-hal yang merenggangkan hubungan dengan orang yang dicintai dan membuatnya marah.Adanya kecocokan antara orang yang mencintai dan yang dicintai.Demikian tahapan-tahapan aliran kimiawi cinta, tetapi janganlah kita terpersepsikan bahwa jika kata ‘cinta’ akan selalu berhubungan dengan pacaran. Sebab jika kita berbicara masalah cinta, sebenarnya bukan hanya untuk lawan jenis, tetapi perasaan cinta seseorang kepada suami/istrinya, anak, teman, adik, serta saudara yang lain.Dan terlepas dari pembagian porsinya yang berbeda-beda, haruslah diingat bahwa segala sesuatu tersebut adalah karunia dari Sang Pencipta yakni Allah SWT sehingga wajar porsi paling besar haruslah kita berikan kepada Allah SWT. Dan semoga kita adalah orang-orang yang bukan termasuk orang-orang yang menyalahkan arti/makna cinta tersebut.Percayakan hatimu pada Allah saja.. Karena apa yang indah di pandangan, Hanya sebatas penglihatan manusia yang lemah. Memang tak mudah percaya Pada apa yang tidak tampak di mata Tapi bukankah itu yang namanya IMAN??

Sabtu, 28 Mei 2011

The Bernoulli family


As already noted in section 10.3the early part of the 18th century saw with the work of Antoine parent and alexis clairaut , the beginnings of solid analytic geometry. The first half of 18th century also saw the significant work of girolamo sacceri the fore runner of non Euclidean geometry, this work was considered in section 5.7 it will be recalled that lambert’s work in this area occurred toward of the end of the century and that the actual discovery of non Euclidean geometry by lobachevsky, janos bolyai and gauss took place in the early 19th century. But the bulk of the mathematics of the 18th found not until well into the 19th century that mathematical research generally emancipated itself from this view point.
The principal contributions to mathematics in the 18th century were made by members of the Bernoulli  family , Abraham de Moivre, Brook Taylor, Colin Maclaurin, Leonhard Euler, Alexis Claude Clairaut, jean, Johann, Joseph, Gaspard
One of the most distinguished families in the history of mathematics and science is the Bernoulli family of Switzerland which , from the late 17th century on has produced a remarkable number of capable mathematicians and scientist. The family record starts with the two brothers jakob Bernoulli (1654-1705) and Johann Bernoulli (1667-1748), some of whose mathematical accomplishments have already been mentioned in our book. These two man gave up earlier vocational interest and became mathematicians  when Leibniz’ papers began to appear in the Acta eruditorum. They were among the first mathematicians to realize the surprising power of the calculus and to apply the tool to a great diversity of problems. From 1687 until his death Jacob occupied the mathematical at basel University . Johan 1697 became a professor at Groningen University and then on Jakob’s death in 1705 succeeded his brother in the chair at basel university , to remain there for the rest of his life. The two brothers often bitter rivals, maintained on almost constant exchange of ideas with Leibniz and with each other.
The derivation in both rectangular and polar coordinates of the formula for the radius of curvature of a plane curve, the study of catenery curve with extensions to strings of variables density and strings under the action of the central force. The study of a number of other higher plane curves, the discovery of the so-called isochrones-or curve along with a body     will fall with uniform vertical velocity (it turned out to be semicubical parabola with fall with vertical cusptangent), the determination of the form taken by an elastic rod fixed at one end and carrying a weight at the other, the form assumed by a flexible rectangular sheet having to opposite edges held horizontally fixed at the same height and loaded with a heavy liquid, and the shape of a rectangular sail filled with wind. He also proposed and discussed the problem of isoperimetric figures (planar closed path of given spesies and fixed perimeter which include a maximum area), and was thus one of the first mathematicians to work in calculus of variations. He was also (10.5) one of the early students of mathematical probalility. His book in this field the ars Conjectandi was posthumously published in 1713. There are several things in mathematics which now bear Jacob’s Bernoulli name: among these are the Bernoulli distributions and Bernoulli theorem of statistics and problability theorem. The Bernoulli equation met by every students of first course in differential equation, the Bernoulli’s number  and bernoulli’s polynomials of number theory interest and the lemniscale of Bernoulli encountered in any first course in calculus. In jakob Bernoulli solution to the problem of isochrone curve which published in the acta eruditorum in 1690 , we meet for the first time the word integral in calculus sense. Leibniz called the integral in calculus “calculus summatorius” ; in 1696 leibniz and johann Bernoulli agreed to call it calculus integralis. Jakob Bernoulli stuck by the way the equiangular spiral reproduces itself under a variety of transformations and asked in imitations of Archimedes, that such a spiral be engraved on his tombstone, along with the inscription “Eadem mutate eresurgo” ( I shall arise the same, though changed)
Johann Bernoulli was an even more prolific contributor to mathematics was his brother Jakob. Though he was a jealous and cantankerous man, he was one of the most successful teachers of his time. He greatly enriched the calculus and was very influential in making the power of the new subject appreciated in continental Europe. As we have seen (in section 11-10) it was his material that the marquis de I’Hospital (1661-1704), under a curious financial agreement with johann, assembled in 1696 in to the first calculus textbook . it was in this  way that the familiar method of evaluating the indeterminate form 0/0 become incorrectly kown, in later calculus text, as I’Hospital rule . johann Bernoulli wrote on a wide variety of topics, including optical phenomena connected with reflection and refraction, the determination of the orthogonal trajectories of families of curves, rectifications of curves and quadrature of areas by series, analytical trigonometry, the exponential calculus, and other subjects.  One of his more noted pieces of work in his contributions to the problem of the branchystochrone – the determination of the curve of quickest descent of the weighted particle moving between two given points in a gravitational field; the curved turned out to be an arc of an appropriate cycloid curve. This problem was also discussed by Jakob Bernoulli. The cycloid curved also the solution to the problem of the tautochrone _ the determination of the curve along which a weighted particle will arrive at a given point  of the curve in the same time interval no matter from what initial point of the curves it starts.This problem , which was more generally discussed by johann, euler , and lagrange, had earlier be solve by Huygens (1673) and newton(1687) and applied by Huygens in the constructions of pendulum clocks.
(10.9)

Selasa, 24 Mei 2011

Tips Buat Mata Biar tetep seger di kelas





Anak kuliahan sering banget ngantuk pas kuliah. Alasannya macem-macem sih, ada yang karena semaleman ngerjain tugas, laporan praktikum, ada yang semaleman nyelesain baca buku (komik, novel, kumpulan cerpen, dan buku2 lainnya), ada yang semaleman nyelesain games kesayangannya, ada yang semaleman chatting, dan ada juga yang semaleman kelayapan kayak kalong ama temen2nya.
Yah, intinya sih satu,K-U-R-A-N-G__T-I-D-U-R!SO, gimana ngatasin rasa kantuk itu . . .?
Solusi pertama, dan mudah-mudahan ini yang terbaik, adalah dengan menambah waktu tidur. Tapi inget, tidurnya harus tetep dalam proporsi yang ‘cukup’, bukan berlebihan. Soalnya klo berlebihan, bisa-bisa malahan tambah ngantuk, bukannya ngebuat segerrrr…
  “Aduh, sorry ye,.. gw aktivis tulen nih. Setiap waktu bagi gw adalah berharga. Dari pagi sampe malem, kerjaan gw klo ga rapat, demo, ya ngerjain suatu kerja nyata untuk ngebangun umat. So, gimana donk ? lu bisa ngebayangin donk klo gw nambah waktu tidur gw, apa kata dunia ?! bisa terbengkalai semua kerjaan gw”.(gaya bener…)
  Nah, untuk yang sehari-harinya aktif banget. Temen-temen bisa nyoba beberapa tips di bawah ini (semoga bisa mengurangi rasa kantuk)
- Makan permen
Dengan kita makan permen, lidah sebagai indera pengecap mengirimkan berita ke otak tentang rasa permen yang kita makan. So, otak ngerespon donk. Nah, yang tadinya mata kita udah redup karena ngantuk, mau ga mau dipaksa ama otak untuk melek lagi, Apalagi klo permennya yang bisa buat orang kesetrum, hem…tapi hati-hati kebenyakan makan permen itu tidak baik trus juga belum tentu dosennya tolerir.
- Cuci muka or (pokoknya) segera keluar dari kelas
Biasanya dengan mecuci muka dan memaksa tubuh untuk berjalan akan membuat sedikit rasa kantuk hilang. Tapi sebenernya sih, cara ini ga bertahan lama klo kita emang bener-bener ngantuk berat. Paling cuma bertahan antara 10-30 menit. Setelah itu mata kembali meredup dan kita siap berakting untuk menyembunyikan ngantuknya kita.
- Ngeliatin temen-temen di sekitar kita
Temen adalah inspirasi. Yupz, setuju banget. Kadang-kadang pas kita bakalan timbul rasa geli pas ngeliat muka serius temen kita atau ngeliat kepala temen kita yang manggut-manggut bukan Karena ngerti apa yang dijelasin dosen, tapi karena ngantuk (juga). Biasanya kita langsung ngebandingin dengan diri kita. Ooooh, ternyata klo ngantuk itu gitu ya. Ih, malu yaaaa….
tapi awas! tetep jaga pandangan!
- Saling menggosokkan telapak tangan lalu tempelkan ke mata
Jika kantuk datang menyerang, saling gosokkan ke dua belah telapak tangan sampai timbul rasa panas. Setelah itu, tempelkan dua belah telapak tangan (yang masih hangat itu) ke mata (tentunya mata yang terpejam ya, klo matanya ga mejem, bisa2 kecolok hehehehe).
 - Bertanya kepada dosen atau temen
Inilah cara paling efektif. Dengan bertanya, kepada teman terlebih lagi dosen, maka akan membuat diri kita berpikir lebih keras tentang pelajaran itu. Apalagi klo nanya sama dosen, dijamin deh lebih cepet memenangkan pertarungan melawan kantuk. Soalnya untuk nanya ke dosen, selain menyiapkan pertanyaan yang berbobot (kan malu ama temen klo pertanyaannya ecek-ecek), tentunya juga harus menyiapkan mental lebih. Bayangin aja, untuk bertanya kepada dosen, kita harus terlebih dahulu member tanda kepada dosen tersebut agar dosen tersebut tahu bahwa kita ingin bertanya, ini artinya kita butuh keberanian. Setelah diizinkan bertanya, suara kita saat bertanya harus bisa terdengar jelas. Soalnya klo pertanyaannya gak jelas, maka dosen akan meminta kita untuk mengulangi pertanyaan lagi. ini (pun) artinya butuh keberanian. Belum lagi klo dosennya balik nanya ke kita tentang pendapat kita. Dan ini bener-bener ngebuat kita langsung menang melawan kantuk.
semoga kita bukan orang yang senantiasa tertidur. Karena orang yang tertidur, hanya akan memperoleh mimpi.

**Tulisan ini pernah dimuat d mading ILTIZAM, skedar share smoga bermanfaat :)